Cadangan Bitcoin di Bursa Merosot ke Level Terendah 7 Tahun
Ditulis pada 1 Juli 2025 oleh Alejandro
Penurunan Cadangan Bitcoin Ciptakan Ketidakstabilan Baru di Pasar Kripto
Cadangan Bitcoin di bursa kripto global kini berada di titik terendah dalam tujuh tahun terakhir, turun di bawah 15%. Kondisi ini menjadi perhatian utama bagi pelaku industri, investor institusional, dan analis pasar. Supply shock dan volatilitas harga muncul sebagai isu sentral, mencerminkan dinamika penawaran-permintaan yang kian menantang di tengah lonjakan minat institusi terhadap Bitcoin. Penurunan suplai di bursa dipandang sebagai sinyal penting yang dapat mengubah lanskap pasar kripto secara signifikan.
Data Terbaru: Permintaan Bitcoin Tetap Kuat, Pasokan di Bursa Menipis
Menurut data on-chain terbaru dari Glassnode yang dikutip oleh CoinDesk dan Bloomberg, hanya 14,8% total pasokan Bitcoin yang saat ini berada di bursa, level terendah sejak tahun 2017. Sepanjang 2024, arus keluar Bitcoin dari exchange mencapai lebih dari 100.000 BTC, sementara permintaan dari institusi melalui ETF seperti BlackRock’s iShares Bitcoin Trust (IBIT) terus tumbuh. Reuters melaporkan, sejak awal tahun, harga Bitcoin melonjak lebih dari 40% dan diperdagangkan pada kisaran $67.500 hingga $71.000. Lonjakan permintaan didorong oleh akumulasi investor besar dan minat institusi ke produk ETF spot Bitcoin AS yang baru diluncurkan. "Permintaan investor institusional untuk Bitcoin melalui ETF kini menjadi salah satu faktor utama pengurasan cadangan di bursa," kata analis CoinDesk, David Pan.
Dampak Supply Shock dan Signifikansi bagi Ekosistem Kripto
Ketimpangan antara permintaan dan cadangan Bitcoin di bursa berpotensi memicu supply shock signifikan. Supply shock terjadi ketika penawaran Bitcoin di pasar terbuka tidak mampu memenuhi permintaan, sehingga memicu volatilitas harga dan potensi lonjakan harga tiba-tiba. Situasi ini berdampak besar terhadap likuiditas, strategi perdagangan, dan harga spot, yang kini menjadi topik pembahasan utama di forum investor dan analis seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg. Faktor utama di balik tren ini adalah meningkatnya adopsi institusi melalui ETF, serta berkurangnya minat trader untuk menyimpan BTC di bursa karena kekhawatiran risiko keamanan dan regulasi. Penurunan cadangan Bitcoin dinilai sebagai sinyal penguatan fundamental kripto dan terciptanya pasar yang semakin didorong oleh permintaan nyata. Bagi investor dan pelaku pasar, dinamika ini memperjelas pentingnya memantau tren arus keluar-masuk Bitcoin di exchange serta memahami implikasi supply shock jangka panjang terhadap strategi investasi.