BerandaHodlmagz (KamusCrypto - Artikel)BeritaHodlmagz (KamusCrypto - Artikel)Sinyal Langka Binance: Bitcoin di Ambang Titik Balik?

Sinyal Langka Binance: Bitcoin di Ambang Titik Balik?

Ditulis pada 5 September 2025 oleh Alejandro

Pergantian Arah: Rasio BTC/Stablecoin Melewati Titik Kritis

Rasio antara Bitcoin dan stablecoin di platform Binance baru saja menembus tingkat yang oleh para analis sering dianggap penanda awal perubahan signifikan dalam dinamika pasar kripto. Momentum ini menarik perhatian pelaku pasar dan investor institusional karena berpotensi menjadi indikasi koreksi besar harga Bitcoin. Sinyal teknikal dari pergerakan rasio ini dinilai sebagai titik penentu yang dapat memicu peningkatan volatilitas serta perpindahan modal besar-besaran menuju instrumen yang lebih konservatif.

Data Terkini dan Outlook Harga Bitcoin Menurut Analis

Dalam laporan terbaru, Cointelegraph menyebut rasio Bitcoin ke stablecoin di Binance mencapai level yang sebelumnya mengawali pergeseran tren pasar pada siklus sebelumnya. Harga Bitcoin saat ini berada di sekitar US$64.000 menurut data CoinDesk, namun analis memperkirakan adanya tekanan jual yang signifikan. Beberapa analis Bloomberg bahkan menyebut peluang harga Bitcoin terkoreksi hingga US$108.000 seiring maraknya peralihan dana ke obligasi dan emas. “Tekanan risk aversion di pasar dapat membawa BTC ke titik terendah baru,” tulis Cointelegraph, merujuk pada penurunan minat risiko sejalan dengan naiknya ketidakpastian ekonomi global. Volume perdagangan stablecoin seperti USDT dan USDC di Binance juga menunjukkan lonjakan, mencerminkan sikap wait and see investor terhadap aset kripto berisiko.

Mengapa Rasio Bitcoin ke Stablecoin Jadi Barometer Utama Pasar Kripto?

Rasio Bitcoin ke stablecoin sudah lama digunakan pelaku pasar sebagai salah satu indikator sentimen dan likuiditas. Stablecoin seperti USDT atau USDC sering menjadi tempat parkir sementara dana investor saat menunggu momen masuk atau keluar pasar. Jika proporsi stablecoin meningkat dibanding Bitcoin, artinya banyak investor memilih bertahan di aset yang harganya tidak berfluktuasi, mencerminkan risk aversion atau kehati-hatian. Hal ini krusial karena berhubungan langsung dengan tekanan jual terhadap BTC di bursa, sebagaimana ditulis Reuters dalam analisa makronya. Namun, terdapat juga pandangan bahwa fase ini bisa menjadi pertanda akumulasi strategis sebelum potensi reli lanjutan. “Sinyal ini dapat mengindikasikan fase konsolidasi yang dibutuhkan untuk reli berikutnya,” ungkap analis CoinDesk. Faktor eksternal seperti kebijakan moneter global, inflasi, dan tren pasar obligasi turut menentukan arah kapitalisasi kripto dan pergerakan harga BTC ke depan.

Alejandro

Pro Trader

#CryptoItuMudah

Yuk, belajar crypto mudah dan lengkap!
Hodlmagz (LOGO - Brand)

Hodlmagz adalah media Indonesia terkemuka untuk berita dan informasi terkait aset kripto, aset digital, teknologi blockchain, dan web3.

©2024 Hodlmagz