CEO Telegram, Pavel Durov Ditangkap: TON Drop Hingga 12%
Ditulis pada 25 Agustus 2024 oleh RinePendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, telah ditangkap di Prancis dan ditahan oleh petugas dari Kantor Anti-Penipuan Nasional Prancis, menurut laporan dari situs berita terkenal di Prancis, TF1.
Durov dikabarkan ditangkap setelah melakukan perjalanan dengan seorang wanita dan pengawalnya dari Azerbaijan ke bandara Le Bourget di Paris, yang melayani jet pribadi. Durov menjadi target surat perintah penangkapan dari OFMIN, sebuah lembaga investigasi yang menangani kasus eksploitasi seksual anak di Prancis, berdasarkan penyelidikan awal, menurut laporan tersebut.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Durov, yang merupakan seorang miliarder, jarang bepergian di Eropa, mungkin untuk menghindari penangkapan seperti ini, karena surat perintah penangkapannya hanya berlaku di wilayah Prancis. "Dia membuat kesalahan malam ini. Kami tidak tahu mengapa... Apakah penerbangan ini hanya sekadar transit? Yang jelas, dia sekarang sudah ditahan," kata sebuah sumber kepada TF1 dalam bahasa Prancis.
TF1 memprediksi bahwa Durov mungkin akan bertemu dengan hakim penyidik pada Sabtu malam sebelum kemungkinan didakwa pada hari Minggu atas berbagai pelanggaran, termasuk terorisme, narkoba, keterlibatan dalam kejahatan, penipuan, pencucian uang, menerima barang curian, dan konten pedofil.
"Pavel Durov dipastikan akan masuk tahanan praperadilan... di platformnya, dia membiarkan berbagai pelanggaran dan kejahatan terjadi tanpa melakukan apapun untuk memoderasi atau bekerja sama," ujar seorang penyidik dari Kantor Anti-Penipuan Nasional Prancis (ONAF) yang menahan Durov, kepada situs berita tersebut.
Harga token asli Telegram, Toncoin, turun hampir 12% hingga 13% setelah berita ini muncul.