Bitcoin Jadi Perbincangan Setelah 3 Juta Rekening di Thailand Dibekukan
Ditulis pada 15 September 2025 oleh Alejandro
Aksi Pembekuan Tiga Juta Rekening Bank Thailand Menambah Kekhawatiran Industri Keuangan
Langkah otoritas Thailand membekukan tiga juta rekening bank dalam upaya memberantas penipuan memicu respons tegas di sektor keuangan. Banyak profesional industri dan investor menyoroti risiko yang muncul terhadap akses dan keamanan dana masyarakat. Kejadian ini memicu perdebatan soal kepercayaan terhadap sistem perbankan tradisional, sekaligus mempercepat pergeseran minat ke aset digital seperti Bitcoin. Diskursus seputar diversifikasi aset dan pilihan penyimpanan yang lebih aman semakin menjadi perhatian utama di tengah dinamika kebijakan perbankan di Asia Tenggara.
Minat Masyarakat Thailand terhadap Bitcoin Meningkat, Harga BTC Bergerak Naik
Lonjakan minat warga Thailand terhadap Bitcoin menjadi tren menonjol setelah pembekuan rekening bank. Data dari CoinDesk menunjukkan harga Bitcoin sempat menguat di angka US$68.000 per 5 Juni 2024, didorong meningkatnya volume transaksi dari kawasan Asia. Sumber Reuters mencatat, lalu lintas pencarian kata kunci "Bitcoin Thailand" melonjak 60% pada minggu pertama penerapan kebijakan tersebut. Salah satu analis Bloomberg menegaskan, “Bitcoin menawarkan solusi tanpa perantara dan tidak bergantung pada bank,” mencerminkan keinginan masyarakat untuk mencari pengamanan dana alternatif di luar ranah institusi keuangan. Bursa kripto lokal melaporkan lonjakan pembukaan akun baru lebih dari 30% dalam dua minggu terakhir.
Latar Belakang Kebijakan Ketat dan Dampaknya terhadap Ekosistem Keuangan Digital
Aksi pembekuan rekening bank merupakan respons pemerintah Thailand terhadap meningkatnya kejahatan siber dan penipuan daring. Menurut laporan resmi Bank of Thailand, nilai kerugian akibat aksi penipuan daring menyentuh angka THB 15 miliar sepanjang 2023. Kebijakan ekstrem ini lantas menimbulkan pertanyaan soal efektivitas perlindungan perbankan konvensional sekaligus membuka peluang bagi solusi terdesentralisasi seperti Bitcoin. Pakar industri menjelaskan, aset kripto menjadi pilihan utama karena pengguna memegang kendali penuh atas asetnya tanpa intervensi lembaga perbankan. Fenomena ini mencerminkan perubahan fundamental dalam paradigma penyimpanan nilai di era digital, dengan regulasi dan adopsi berbasis teknologi menjadi faktor penentu masa depan ekosistem keuangan.