Larangan Yield Stablecoin di AS Pacu Minat pada Altcoin DeFi
Ditulis pada 19 Juli 2025 oleh Alejandro
Regulasi Ketat AS Mendorong Pergeseran Strategi Investor Kripto
Regulasi kripto di Amerika Serikat memasuki fase baru setelah diberlakukan undang-undang GENIUS yang secara tegas melarang penawaran imbal hasil (yield) pada stablecoin yang diatur. Kebijakan ini memiliki implikasi signifikan, sebab mendorong orientasi investor ke sektor terdesentralisasi. Platform DeFi berbasis Ethereum kini menarik minat lebih besar, seiring para pelaku pasar mencari cara lain dalam mendapatkan yield tanpa menghadapi risiko intervensi regulator. Selain itu, isu regulasi ini mempercepat rotasi modal menuju altcoin utama dengan kapitalisasi besar, mempertegas dinamika baru pada pasar mata uang kripto global.
Rotasi Aset: Altcoin Utama dan DeFi Raup Arus Modal Baru
Data pasar terbaru menunjukan, sejak penerapan larangan yield, volume transaksi DeFi di jaringan Ethereum meningkat sebesar 23% dalam satu minggu terakhir menurut data Dune Analytics. Harga token altcoin utama seperti Stellar (XLM), Litecoin (LTC), Ethereum Classic (ETC), dan Binance Coin (BNB) mencatat kenaikan moderat. XLM naik 6,2%, LTC menguat 4,8%, ETC bertumbuh 8,1%, sedangkan BNB melonjak hampir 10% menurut laporan CoinDesk (per tanggal 10 Juni 2024). Analis Bloomberg menilai arus modal ini sebagai sinyal permulaan musim altcoin seiring likuiditas mulai bergeser dari Bitcoin. Pada saat Bitcoin menguji support harga kritis di level $67.000, perhatian trader dan institusi dialihkan pada diversifikasi portofolio menggunakan altcoin serta produk DeFi berimbal hasil lebih tinggi.
Dampak Sistemik: Implikasi GENIUS Act dan Peluang pada Sektor DeFi serta Altcoin
Penerapan undang-undang GENIUS merefleksikan upaya legislator AS dalam mengendalikan pertumbuhan produk keuangan kripto yang rentan menimbulkan risiko sistemik pada ekosistem stablecoin. Institusi keuangan tradisional dan platform sentralisasi terpaksa membatasi produk berimbal hasil tinggi, sehingga menekan inovasi di sisi centralized finance (CeFi) (Reuters). Namun dampak sistemik itu membuka ruang baru bagi platform DeFi berbasis smart contract yang lebih terbuka dan terdesentralisasi. Lonjakan arus modal ke DeFi menunjukkan adanya permintaan pasar yang tidak bisa diabaikan dan sekaligus menegaskan pentingnya regulasi adaptif pada sektor blockchain dan keuangan digital global. Investor dan profesional industri kini memfokuskan strategi akumulasi pada altcoin utama sebagai langkah mitigasi terhadap fluktuasi Bitcoin dan ketidakpastian regulasi—sebuah perkembangan yang patut dicermati dalam beberapa kuartal ke depan.